BAB
I
PNDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Persalinan atau melahirkan anak
adalah suatu peristiwa yang sangat besar artinya, sebab sangat mendalam
kesannya. Mengapa demikian, karena melahirkan berarti mengadakan yang semula
belum ada. Begitu pula dengan persalinan yang berarti melahirkan anak yang
telah lama ditunggu kedatangannya.
Lahirnya anak tidak akan datangbegitu
saja, tetapi memerlukan persiapan-persiapan seperti persiapan fisik, persiapan
mental, dsan persiapan materi yang cukup agar kelahiran anak dapat berjalan
dengan lancar serta menghasilkan ibu dan anak yang sehat. Dalam proses
persalinan ibu banyak mengeluarkan tenaga sehingga untuk mengahasilkan tenaga
ibu yang akan melahirkan serta membukanya jalan untuk lahirnya anak, terjadilah
rasa sakit yang makin lama makin bertambah kuat sampai saat anak lahir bahkan
sampai beberapa waktu setelah melahirkan anaknya. Disinilah pentingnya
persiapan untuk mengimbangi apa yang akan terjadi dalam proses melahirkan anak
atau persalinan itu.
B.
Tujuan
1.
Kita dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan fisik pada ibu di kala I, II, III
2.
Kita dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
psikologis baik pada ibu maupun pada keluarga pada kala I, II, III
BAB
II
PEMBAHASAN
Persalinan adalah saat
yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan keluarganya, bahkan dapat menjadi
saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi
tersebut, pastikan bahwa setiap ibu akan mendapatkan asuhan saying ibu selama
persalinan dan kelahiran. Kebutuhan dasar pada ibu bersalin di kala I, II dan
III itu berbeda-beda dan sebagai tenaga kesehatan kita dapat memberikan asuhan
secara tepat agar kebutuhan – kebutuhan ibu di kala I, II, dan III dapat
terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologispada ibu dan
keluarga pada kala I, II, dan III sebagai berikut :
A.
Pemenuhan kebutuhan
fisik pada ibu kala I, II,dan III
1.
kala I
kala I merupakan waktu di mulainya persalinan, keadaan
ini di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi di kala I
antara lain:
a.
Mengatur aktivitas dan
posisi ibu
Disaat mulainya persalianan sambil
menunggu pembukaan lengkap. Ibu masih dapat diperbolehkan melakukan aktivitas,
namun harus sesuai dengan kesanggupan ibu agar ibu tidak terasa jenuh dan rasa
kecemasan yang dihadapi oleh ibu saat menjelang persalinan dapat berkurang. Di
dalam kala I ini ibu dapat mencoba berbagai posisi yang nyaman selama
persalinan dan kelahiran. Peran suami di sisi adalah untuk membantu ibu berganti posisi yang nyaman agar
ibu merasa ada orang yang menemani di saat proses menjelang persalinan. Disini
ibu di perbolehkan berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau
merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu
turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu persalnan. Untuk itu
kita sebagai tenaga kesehatan di sarankan agar membantu ibu untuk sesering
mungkin berganti posisi selama persalina. Perlu di ingat bahwa jangan
menganjurkan ibu untuk mengambil posisi terlentang. Sebab jika ibu berbaring
terlentang maka berat uterus, janin, cairan ketuban, dan plasenta akan menekan
vena cava inferior. Hal ini akan menyebabkan turunnya aliran darah dari
sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia
(kekurangan oksigen pada janin). Posisi terlentang juga akan memeperlambat proses
persalinan.
( Enkin, et,al. 2002)
b.
Membimbing ibu untuk
rileks sewaktu ada his
His merupakan kontraksi pada uterus
yang mana his ini termasuk tanda-tanda persalinan yang mempunyai sifat
intermitten, terasa sakit, terkoordinasi, dan simetris serta terkadang dapat
dipengaruhi dari luar secara fisik dan psikis. Karena his sifatnya menimbulkan
rasa sakit, maka ibu di sarankan menarik nafas panjang dan kemudian anjurkan
ibu untuk menahan nafas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara meniup
sewaktu ada his.
c.
Menjaga kebersihan ibu
Saat persalinan akan berlangsung
anjurkan ibu untuk mengososngkan kandung kemihnya secara rutin selama
persalinan. Disini ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau lebih
atau jka ibu terasa ingin berkemih. Selain itu, tenaga kesehatan perlu memeriksa
kandung kemih pada saat memeriksa denyut jantungj janin (saat palpasi di
lakukan) tepat di atas simpisis pubis untuk mengetahui apakah kandung kemih
penuh atau tidak. Jika ibu tidak dapat berkemih di kamar mandi, maka ibu dapat
diberikan penampung urin. Apabila terjadi kandung kemih yang penuh maka akan
mengakibatkan:
1.
memperlambat turunnya bagian
terbawah janin dan mungkinakna menyebabkan partus macet.
2.
menyebabkan ibu tidak nyaman.
3.
meningkatkan risiko perdarahan
pasca persalinan yang disebabkan atonia uteri.
4.
mengganggu penatalaksanaan
distosis bahu
5.
meningkatkan risiko infeksi
saluran kemih pasca persalinan.
Disaat persalinan berlangsung tenaga kesehatan (bidan)
tidak dianjurkan untuk melakukan kateterisasi kandung kemih secara rutin. Sebab
kateterisasi ini hanya di lakukan pada kandung kemih yang penuh dan ibu tidak
dapat berkemih sendiri. Kateterisasi ini akan menimbulkan beberapa masalah
seperti menimbulkan rasa sakit, menimbulkan risiko infeksi dan perlukaan
melalui kemih ibu.
d.
Pemberian Cairan dan
Nutrisi
Tindakan kita sebagai tenaga kesehatan
yaitu memastikan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan minum air)
selama persalinan dan kelahiran bayi. Karena fase aktif ibu hanya ingin
mengkonsumsi cairan. Maka bidan menganjurkan anggota keluarga untuk menawarkan
ibu minum sesering mungkin dan makan ringan selama persalinan , karena makanan
ringan dan cairan yang cukup selama persalinan berlangsung akan memberikan lebh
banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi ini bila terjadi akan
memperlambat kontraksi atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur.
2.
kala II
Kala II persalinan akan mengakibatkan
suhu tubuh ibu meningkat dan saat ibu mengejan selama kontraksi dapat membuat
ibu menjadi kelelahan. Disini bidan harus dapat memenuhi kebutuhan selama kala
II, diantaranya:
a.
Menjaga kandung kemih
tetap kosong
Menganjurkan ibu untuk berkemih
sesrinh mungkin setiap 2 jam atau bila ibu merasa kandung kemih sudah penuh.
Kandung kemih dapat menghalangi penurunan kepala janin ke dalam rongga panggul.
Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi bantulah agar ibu dapat berkemih
dengan wadah penampung urine. Disini bidan tidak dianjurkan untuk melakukan
keteterisasi kandung kemih secara rutin sebelum atau sesudah kelahiran bayi
ataupun plasenta. Kateterisasi kandung kemih hanya di lakukan bila terjadi
retensi urin dan ibu tidak mampu berkemih sendir karena kateterisasi akan mengakibatkan
risiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.
b.
Menjaga kebersihan ibu
Disini ibu tetap dijaga kebersihan
dirinya agar terhindar dari infeksi. Apabila ada lendir darah atau cairan ketuban
segera di bersihkan untuk menjaga alat genetalia ibu.
c.
Pemberian cairan
Menganjurkan ibu untuk minum selama
kala II persalinan. Ini dianjurkan karena selama ibu bersalin ibu mudah sekali
mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Dengan
cukupnya asupan cairan, ini dapat mencegah ibu mengalami dehidrasi.
d. Mengatur posisi ibu
Didalam
memimpin mengejan, Bantu ibu memperoleh posisi yang paling nyaman. Ibu dapat
berganti posisi secara teratur selama kala dua persalinan. Karena perpindahan
posisi yang sering kali mempercepat kemajuan persalinan. Disini ibu akan
menemukan posisi yang efektif untuk meneran. Biasanya posisi duduk atau
setengah duduk dipilih ibu bersalin karena nyaman bagi ibu dan ibu bisa
beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa lelah dan keuntungan
lain posisi ini yaitu dapat memudahkan melahirkan kepala bayi. Ada 4 posisi
yang sering digunakan dalam persalinan, diantaranya :
1.
Jongkok
2.
Menungging
3.
Tidur miring
4.
Setengah duduk
Posisi jongkok atau berdiri dapat membantu mempercepat
kemajuan persalinan kala dua dan posisi jongkok juga akan mengurangi rasa nyeri
yang hebat. Sedangkan posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri dipilih
ibu karena ibu merasa nyaman dan lebih efektif baginya untuk meneran. Posisi
ini baik dipilih jika ada masalah bagi bayi yang akan berputar ke posisi
occiput anterior. Posisi merangkak atau berbaring miring kekiri ini juga baik
dipilih ibu yang mengalami nyeri punggung pada saat persalinan. Posisi ini juga
membantu mencegah laserasi.
Adapun cara-cara meneran yang baik bagi ibu diantaranya
:
1.
Menganjurkan ibu untuk meneran
sesuai dorongan alamiah selama kontraksi.
2.
Jangan anjurkan ibu untuk
menahan nafas pada saat meneran.
3.
Menganjurkan ibu untuk berhenti
meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
4.
Jika ibu berbaring miring atau
setengah duduk ibu mungkin merasa lebih mudah untuk meneran, jika ia menarik
lutut kea rah dada dan menempelkan dagu ke dada.
5.
Menganjurkan ibu untuk tidak
mengangkat pantat saat meneran.
6.
Tenaga kesehatan ( bidan )
tidak dianjurkan untuk melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran
bayi karena dorongan pada fundus dapat meningkatkan distosia bahu dan rupture
uteri.
3.
kala III
Kala III merupakan kala pengeluaran
uri atau pengeluaran plasenta. Kala III ini merupakan kelanjutan kala I (kala
pembukaan) dank ala II (kala pengeluaran bayi). Untuk itu pada kala III ini
berbagai aspek yang akan dihadapi bercermin pada apa yang telah dikerjakan pada
tahap-tahap sebelumnya. Adapun pemenuhan kebutuhan pada ibu dikala III
diantaranya :
a.
Menjaga kebersihan
Disini ibu harus tetap dijaga
kebersihan pada daerah vulva karena untuk menghindari infeksi. Untuk
menghindari infeksi dan bersarangnya bakteri pada daerah vulva dan perineum.
Cara pembersihan perineum dan vulva yaitu dengan menggunakan air matang
(disinfeksi tingkat tinggi) dan dengan menggunakan kapas atau kassa yang
bersih. Usapkan dari atas ke bawah mulai dari bagian anterior vulva kea rah
rectum untuk mencegah kontaminasi tinja, kemudian menganjurkan ibu untuk
mengganti pembalut kurang lebih dalam sehari tiga kali ataupunbila saat ibu BAK
dirasa pembalut sudah basah (tidak mungkin untuk dipakai lagi). Jangan lupa
menganjurkan ibu untuk mengeringkan bagian perineum dan vulva.
b.
Pemberian cairan dan
nutrisi
Memberikan asupan nutrisi (makanan ringan dan minuman) setelah
persalinan, karena ibu telah banyak mengeluarkan tenaga selama kelahiran bayi.
Dengan pemenuhan asupan nutrisi ini diharapkan agar ibu tidak kehilangan
energi.
c.
Kebutuhan istirahat
Setelah janin dan plasenta lahir
kemudian ibu sudah dibersihkan ibu dianjurkan untuk istirahat setelah
pengeluaran tenaga yang banyak pada saat persalinan. Disini pola istirahat ibu
dapat membantu mengembalikan alat-alat reproduksi dan meminimalisasikan trauma
pada saat persalinan.
- Pemenuhan kebutuhan psikologis
kala I, II, dan III
Untuk mengurangi rasa sakit terhadap
ibu di kala I, II, dan III yaitu dengan cara psikologis dengan mengurangi
perhatian ibu yang penuh terhadap rasa sakit. Adapun usaha-usaha yang
dilakukannya yaitu dengan cara:
a.
Sugesti
Sugesti adalah memberi pengaruh pada
ibu dengan pemikiran yang diterima secara logis. Menurut psikologis social
individu yang keadaan psikisnya labil akan lebih mudah dipengaruh dan mudah
mendapar sugesti. Demikian juga pada wanita yang keadaan psikisnya kurang
stabil, lebih-lebih dalam masa persalinan, mudah sekali menerima pengaruh atau
menerima sugesti. Kesempatan ini harus digunakan untuk memberikan sugesti yang
bersifat positif. Misalnya ketika hamil, pada waktu memeriksa dikatakan bahwa
kehamilan normal, persalinan nanti akan berjaln normal pula. Pada waktu persalinan
pun juga diberi sugesti bahwa persalinannya akan belangsung dengan bak seperti
ibu-ibu yang lain yang tidak mengalami kesulitan walaupun telah beberapa kali
melahirkan. Keramah-tamahan dan sikap yang menyenangkan akan menambah besarnya
sugesti yang telah diberikan.
b.
Mengalihkan perhatian
Perasaan sakit akan bertambah bila
perhatian dikhususkan pada rasa sakit itu. Misalnya ibu merasa sakit, penolong
memperhatikan terus-menerus, menaruh belas kasihan yang spontan akan menambah
rasa sakit. Perasaan sakit itu dapat dikurangi dengan mengurangi perhatian
terhadap ibu. Usaha yang di lakukan misalnya mengajak bercerita, sedikit
bersenda gurau, kalau ibu masih kuat berilah buku bacaan yang menarik. Walaupun
perhatian terhadap rasa sakit ibu di kurangi oleh bidan, tetapi mereka haruis
tetap waspada mengamati keadaan ibu, pekembangan persalinan.
c.
Kepercayan
Diusahakan agar ibu memiliki
kepercayaan pada dirinya sendiri bahwa ia mampu melahirkan anak normal seperti
wanita-wanita lannya,percaya bahwa persalinan yang dihadapi akan lancer pula
seperti wanita yang lainnya. Disamping itu ibu harus mempunyai kepercayaan pada
bida atau orang yang menolongnya, percaya bahwa penolong mempunyai pengetahuan
dasar yang cukup, mempunyai pengalaman yang banyak, mempunyai kecepatan,
keterampilan dalam menolong persalinan, maka dengan demikian ibu akan merasa
aman.
Demikianlah usaha-usah yang bersifat psikologis dari
penolong untuk mengurangi rasa sakit.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1.
Pemenuhan pada kala I meliputi
: mengatur aktifitas dan posisi ibu, membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada
his, menjaga kebersihan ibu, memberikan cairan dan nutrisi pada ibu
2.
Pemenuhan kebutuhan pada kala
II meliputi menjaga kebersihan diri, pemberian cairan, menjaga kandung kemih
yang kosong dan mengatur posisi ibu.
3.
Pemenuhan kebutuhan pada kala
III meliputi pemenuhan cairan dan nutrisi, menjaga kebersihan , dan kebutuhan istirahat.
4.
Pemenuhan kebutuhan psikologis
pada ibu di kala I, II, dan III yaitu pemberian sugesti, mengalihkan perhatian
dan kepercayaan.
B.
Saran
1.
Bagi pembaca semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber referensi dan tambahan pengetahuan.
2.
Bagi penulis untuk meningkatkan
kualitas dalam penulisan makalah.
DAFTAR PUSTAKA
-
Azwar, Azrul. 2002. Asuhan
Persalinan Normal. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
-
http//: www.pemenuhan
kala I, II, III.com
-
http//:
lenteraimpian.wordpress.com
bertambah lagi ilmu.. tak payah susah2 cari lagi.. thankz yah
BalasHapus